1. Pengertian
Psikoterapi
Pengertian psikoterapi secara istilah, ada beberapa
pendapat yang dikemukakan para ahli. Diantaranya :
cara pengobatan dengan mempergunakan pengaruh
(kekuatan batin) dokter atas jiwa (rohani) penderita, dng cara tidak
mempergunakan obat-obatan, tetapi dengan metode sugesti, nasihat, hiburan, hipnosis, dsb
a. Corsini
Psikoterapi adalah proses moral dari interaksi dari
dua pihak. Setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang. Tetapi ada
kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan
untuk keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu bidang. Berikut, fungsi
kognitif (kelainan pada fungsi berfikir) fungsi afektif (penderitaan atau
kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan
perilaku), dengan terapi yang memiliki asal-usul kepribadian, perkembangan
mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode erawatan yang
mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai
terapi.
b. Lewis R. Worberg M.D.
Dalam bukunya yang berjudul The Technique
Psychotherapy, mengatakan psikoterapi adalah perasaan dengan menggunakan alat- alat
psikologi terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana
seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien yang
bertujuan ; menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada.
Memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak. Meningkatkan
pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif.
c. Warson dan Morse
Psikoterapi adalah bentuk khusus dari interaksi
antara dua orang pasien dan terapis pada mana memiliki dari interaksi. Karena
mencari bantuan psikologis dan terapi menyusun interaksi dengan menggunakan
dasar psikologis untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan
diri dalam kehidupanya dengan mengubah pikiran, perasaan, dan tindakanya.
d. C. P. Chaplin
Dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Dr. Kartini
Kartono mengatakan bahwa psikoterapi adalah penyembuhan lewat keyakinan agama
dan diskusi personal dengan para guru ataupun teman. 8 Dari beberapa pendapat
para ahli diatas, maka pengertian psikoterapi adalah proses perawatan atau
penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi. Kata islam
adalah kata yang mensifati dari kata psikoterapi. Maksudnya bahwa praktek
psikoterapi tersebut dilaksanakan sesuai dengan ajaran dan norma islam.
2. Tujuan
Psikoterapi
Tujuan Psikoterapi menurut Corey (1991) adalah sebagai
berikut:
a) Tujuan
Psikoterapi dengan Pendekatan Psikoanalisis
Membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang
ditekan melalui pemahaman intelektual.
b) Tujuan Psikoterapi
dengan Pendekatan Terpusat pada Pribadi
Memberikan suasana aman dan bebas
agar klien dapat mengesplorasi diri dengan nyaman, sehingga ia bisa mengenali
hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada
dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat. Untuk memungkinkannya
berkembang kearah keterbukaan, memperkuat kepercayaan diri, kemauan melakukan
sesuatu, dan meningkatkan spontanitas dan kesegaran dalam hidupnya.
c) Tujuan
Psikoterapi dengan Pendekatan Eksistensialistik
Membantu seseorang mengetahui bahwa
ia memiliki kebebasan dan menyadari akan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki.
untuk merangsang mereka mengenali bahwa mereka bertanggung jawab terhadap
kejadian-kejadian yang mereka pikir terjadi pada mereka sebelumnya dan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang menghambat kebebasan.
d) Tujuan Psikoterapi
dengan Pendekatan Behavioristik
Menghilangkan perilaku yang maladaptive dan lebih banyak mempelajari
perilaku yang efektif. Memusatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah.
Klien berperan aktif dalam menyusun tujuan terapi dan menilai bagaimana
tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
e) Tujuan
Psikoterapi dengan Pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif
Menghilangan cara memandang dalam
kehidupan klien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh
pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu klien
mempergunakan metode yang lebih ilmiah dalam memecahkan masalah emosi dan
perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
f) Tujuan
Psikoterapi dengan Metode dan Teknik Gestalt
Membantu klien memperoleh pemahaman
mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsangnya menerima tanggung
jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan
ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
g) Tujuan Psikoterapi
dengan Pendekatan Realitas
Membantu seseorang agar lebih
efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa
yang sedang dilakukan dan memeriksa seberapa jauh tindakan-tindakannya
berhasil.
3.
Unsur
– Unsur psikoterapi
1. Klien adalah orang yang
akan disembuhkan atau diobati.
2. Psikoterapis adalah orang
yang melakukan psikoterapi.
3. Proses Psikoterapi adalah pelaksanaan terapi dimana
terjadinya interaksi antara Psikoterapis dengan Klien.
4.
Perbedaan
Psikoterapi dan Konseling
Dalam perkembangan mutakhir, semakin sukar ditemukannya
pokok-pokok perbedaan konseling dan psikoterapi. Namun dapat dicari dengan
menyorotinya dari beberapa segi relevan sebai berikut:
1. Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda
lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda.
Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi
psikologis. Tetapi pada segi lain, ia menunjuk pada sekelompok terapi
psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik
dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan
salah-satu bentuk psikoterapi.
2. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah,
pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada
konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
3. Konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai
oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi
dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi. Perlu
ditambahkan bahwa konseling pun memanfaatkan keterangan dari teori-teori
kepribadian, dan teori-teori psikologi lainnya, bahkan banyka ilmu lain yng
tercakup dalam keilmuan perilaku (behavioral science), namun semua itu
bukan merupakan dasar kerjanya tetapi merupakan sumber keterangan bantu bagi memahami
individu.
4. Konseling dan psikoterapi berbeda
tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing. Tujuan psikoterapi adalah
mengatasi kelemahan-kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis, mencakup
“pembedahan-psikis” (psycho-surgery)
dan pembedahan otak. Konselor, pada lain pihak, berurusan dengan identifikasi
dan pengembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Ini dilakukan dengan
membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna, fully functioning person.
5. Pendekatan
Psikoterapi Terhadap Mental Illness
a) Biological
Meliputi keadaan mental organik,
penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey,
Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang
berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus
dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis
perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang
dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial,
ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan
sepanjang hidup individu.
c) Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem
dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga.
Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi
yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d) Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan
harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan
keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai
sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan
atau pemaksaan.
6.
Bentuk
Utama Terapi
Bentuk utama Terapi menurut Wolberg yaitu:
a) Supportive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk
memperkuat benteng pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan
pengendalian emosi kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang
seimbang.
b) Reeducative Therapy
Terapi yang bertujuan untuk
mewujudkan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan
hidup dan menghidupkan potensi kreatif.
c) Reconstructive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk
menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi
perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.
B.
TERAPI PSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD)
Psikoanalisa merupakan suatu penyembuhan yang lebih bersifat
psikologis yang menggunakan cara – cara fisik. Psikoanalisa adalah sebuah
metode yang sangat berpengaruh untuk mengobatigangguan mental yang dibentuk
oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan
kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
1. Konsep dasar terapi psikoanalisis tentang
kepribadian
a. Kesadaran
Freud memandang sifat manusia pada
dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Di
mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi
tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah,
dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama
dari kehidupan. Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan
biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif.
Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak
lain jalan melingkar ke arah kematian.
Sumbangan terbesar Freud adalah
konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketidaksadaran yang merupakan dasar atau
kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian. Dengan
kepercayaannya bahwa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan
kesadaran, maka sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat
motif-motif tidak sadar menjadi disadari. Dari perspektif ini, terapi adalah
upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan
bagian-bagian yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat.
Selain kesadaran, kecemasan juga
menjadi hal yang esensial untuk menggambarkan tentang sifat manusia. Apabila
tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan
langsung maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak relistis yaitu tingkah
laku yang berorientasi pada pertahanan ego. Freud menyakini
bahwa individu yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa
berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang
dimilikinya.
b. Struktur kepribadian
Menurut pandangan Psikoanalisa, struktur kepribadian manusia tersusun secara
struktural, dimana terdapat subsistem yang berinteraksi secara dinamis, yaitu
id, ego, dan superego.
1. Id, atau biasa disebut struktur
kepribadian primitif adalah sistem kepribadian yang dimiliki individu sejak lahir,
yang dihubungkan dengan faktor biologis dan hereditas. Digerakkan oleh
libido, yaitu energi psikis untuk dapat beradaptasi secara
fisiologis dan sosial untuk mempertahankan dan mengembangkan spesiesnya.
Prinsip kerjanya selalu mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit atau
ketidaknyamanan. Tempatnya ada pada alam bawah sadar dan secara langsung
berpengaruh terhadap perilaku seseorang tanpa disadari. Menurut Freud terdapat
dua insting dasar dalam Id, yaitu Eros danThanatos. Eros merupakan
insting untuk bertahan hidup, dengan libido sebagai dorongan utama.
Sedangkan Thanatos merupakan insting yang mendorong individu
untuk berperilaku agresif dan destruktif.
2. Ego, adalah strukutur kepribadian
yang tidak diperoleh saat lahir, tetapi dipelajari sepanjang berinteraksi
dengan lingkungannya. Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari
kenyataan, merupakan eksekutif dari struktur kepribadian yang bertugas
memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego mempunyai tugas sebagai “penengah”
antara dorongan-dorongan biologis (Id) dan tuntutan atau hati nurani yang
terbentuk dari orang tua, budaya, dan tradisi ( superego). Ego bertindak
realistis dan berfikir logis dalam merumuskan rencana-rencana tindakan bagi
pemuasan kebutuhan. Hubungan antara ego dengan id, adalah bahwa ego adalah
tempat bersemayamnya inteligensi dan rasionalitas yang mengawasi dan
mengendalikan impuls buta id, sementara id hanya mengenal kenyataan yang
subyektif.
3. Superego, adalah struktur
kepribadian yang berhubungan dengan tindakan baik-buruk, benar-salah. Superego
dikembangkan dari kebudayaan dan nilai sosial, terbentuk karena adanya
interaksi dengan orang tua dan masyarakat, merepresentasikan hal-hal yang
ideal, dan mendorong individu kepada kesempurnaan, bukan kesenangan semata.
Dapat dikatakan superego merupakan kata hati seseorang dan sebagai alat kontrol
dari dalam individu untuk menentang kehendak Id. Tempatnya pada alam sadar dan
terbentuk sejak kanak-kanak lalu terus berkembang hingga dewasa.
Sehingga
menurut Freud, struktur kepribadian merupakan sistem yang kompleks,
karena adanya interaksi antara tuntutan Id, dunia realitas yang dimiliki Ego
dan harapan moral Superego.
c. Mekanisme Pertahanan Ego.
Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk
mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu
: (1) tidak disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah)
kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi
yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang
menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin
menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun
kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara
tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan
atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat
diterima atau tidak terlalu mengancam.
Jenis-jenis mekanisme pertahanan ego itu adalah sebagai berikut.
1. Represi
Represi merupakan proses penekanan dorongan-dorongan ke alam
tak sadar, ka, orang atau karena mengancam keamanan ego. Anna Freud mengartikan
pula sebagai “melupakan yang bermotivasi”, adalah ketidakmampuan untuk
mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan. Represi
merupakan mekanisme pertahanan dasar yang terjadi ketika memori, pikiran atau
perasaan (kateksis objek = id) yang menimbulkan kecemasan ditekan keluar dari
kesadaran oleh antikateksis (ego). Orang cenderung merepres
keinginan atau hasrat yang apabila dilakukan dapat menimbulkan perasaan
bersalah (guilty feeling) dan konflik yang menimbulkan rasa cemas atau merepres
memori (ingatan) yang meyakitkan.
2. Projeksi
Projeksi merupakan pengendalian pikiran, perasaan, dorongan
diri sendiri kepada orang lain. Dapat juga diartikan sebagai mekanisme
perubahan kecemasan neurotik dan moral dengan kecemasan realistik. Anna freud
mengatakan projeksi sebagai penggantian kea rah luar atau kebalikan dari
melawan diri sendiri, mekanisme ini meliputi kecendrungan untuk melihat hasrat
anda yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Projeksi memungkinkan orang
untuk mengatakan dorongan yang mengancamnya dengan menyamarkanya sebagai pertahanan
diri. Projeksi bertujuan untuk mengurangi pikiran atau perasaan yang
menimbulkan kecemasan.
3. Pembentukan
Reaksi (Reaction Formation).
Pembentukan reaksi atau reaksi formasi ialah suatu mekanisme
pertahanan ego yang mengantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadarannya (Hall dan Gardner).
Dapat juga di artikan pergantian sikap dan tingka laku dengan sikap dan tingkah
laku yang berlawanan. Bertujuan untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan yang
dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan sikap atau
perilaku yang berlebihan atau bersifat kompulsif, biasanya dari perasaan yang
negatif ke positif meskipun kadang-kadang terjadi dari negatif ke positif.
Dalam hal ini Freud berpendapat bahwa laki-laki yang suka mencemoohkan
homoseksual merupakan ekspresi dari perlawanannya akan dorongan-dorongan
homoseksual dalam dirinya sendiri.
4. Pemindahan Objek
(Displacement)
Displacement adalah suatu mekanisme pertahanan ego yang
mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang
yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau, Corey (2003:19). Menurut Poduska
(2000:119) displacement ialah mekanisme pertahanan ego dengan mana anda
melepaskan gerak-gerik emosi yang asli, dan sumber pemindahan ini dianggap
sebagai suatu target yang aman. Mekanisme pertahanan ego ini, melimpahkan
kecemasan yang menimpa seseorang kepada orang lain yang lebih rendah
kedudukannya.lebih lanjut dikatakan pemindahan objek ini merupakan proses
pengalihan perasaan (biasanya rasa marah) dari objek (target) asli ke objek
pengganti. Contohnya: seorang pegawai yang dimarahi atasannya di kantor, pada
saat pulang dia membanting pintu dan marah-marah pada anaknya.
5. Faksasi
Faksasi ini merupakan
mekanisme yang memungkinkan orang mengalami kemandegan dalam
perkembangannya, karena cemas untuk melangkah ke perkembangan
berikutnya. Faksasi ini bertujuan untuk menghindari dari
situasi-situasi baru yang dipandang berbahaya
atau mengakibatkan frustasi.
Contohnya
anak usia 7 tahun masih ngeisap jempol dan belum berani berpergaian tanpa
ibunya.
6. Regresi
Regresi
adalah kembali ke masa-masa di mana seseorang mengalami tekanan psikologis.
Kerika kita menghadapi kesulitan atau ketakutan,
perilaku kita sering menjadi kekanak-kanakan atau
primitif. Dapat dikatakan
pula pengulangan kembali
tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perikaku
kekanak-kanakan). Contohnya seorang yang baru pensiun
akan berlama-lama duduk di kursi
goyang dan bersikap seperti anak-anak,
serta menggantungkan hidupnya pada isntrinya.
7. Rasionalisasi
Rasionalisasi
merupakan penciptaan kepalsuan (alas an-alasan) namun dapat masuk akal sebagai
upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima.
Menurut Berry (2001:82), rasionalisasi ialah mencari
pembenaran atau alasan bagi prilakunya, sehingga manjadi lebih bisa diterima
oleh ego daripada alasan yang sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila
individu mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau
keinginannya. Dia mempersepsikan kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang
mengancam keseimbangan psikisnya (menimbulkan rasa cemas).
8. Sublimasi
Sublimasi
adalah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam
bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk
yang bisa diterima secara sosial. Dengan kata lain sublimasi ini merupakan pembelotan
atau penyimpangan libido seksual kepada kegiatan yang secara sosial lebih dapat
diterima. Dalam banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme yang sehat,
karena energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh bentuk
aktivitas positif dan kreatif aadalah sublimasi, terutama sublimasi hasrat
seksual.
9. Identifikasi
Identifikasi
merupakan proses memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu
persekutuan (aliansi) nyata atau maya dengan orang lain, baik seseorang maupun
kelompok. Identifikasi ini juga merupakan satu cara untuk mereduksi ketegangan.
Identifikasi ini dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau
berhasil dalam hidupnya. Identifikasi dengan penyerangan adalah bentuk
introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif,
tapi dari sisi negatif.
2. Unsur-unsur
Terapis
a. Munculnya masalah/gangguan,
Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu
muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor
ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha
lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar
terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya.
b. Tujuan psikoterapi :
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal
yg benar.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan yg mendalam.
3. Membantu mengembangkan potensi
4. Mengubah kebiasaan, memberi kesempatan perubahan perilaku
(menyiapkan situasi belajar baru.
Mengub5. ah struktur kognitif individu f). Meningkatkan
pengetahuan & pengambilan keputusan
6) Meningkatkan pengetahuan
diri atau insight h). Meningkatkan kualitas hubungan sosial i). Mengubah lingkungan
sosial
7) Mengubah proses somatik supaya mengurangi
rasa sakit
8) Mengubah status kesadaran
untuk mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreativitas diri
c.
Peran terapis, Goodstein (1972) juga menyebut peran terapis sebagai pemberi
perkuatan. Menurut Goodstein (hlm. 274), “peran konselor adalah menunjang
perkembangan tingkah laku yang secara sosial layak dengan secara sisternatis
memperkuat jenis tingkah laku klien semacam itu”. Minat perhatian, dan
persetujuan (ataupun ketidakberminatan dan ketidaksetujuan) terapis adalah
penguat – penguat yang hebat bagi tingkah laku klien.
3. Teknik terapi Psikoanalisa
Secara umum terdapat 5 teknik dasar yang biasa digunakan dalam konseling
psikoanalisa yaitu :
a) Asosiasi bebas
Secara mendasar tujuan teknik ini
adalah untuk mengungkapkan paengalaman masa lalu dan menghentikan emosi- emosi
yang berhubungan dengan pengalaman traumatic masa lampau. Dalam penerapan
teknik ini dilakukan dengan klien berbaring di dipan dan konselor duduk dikursi
sejajar dengan kepala klien , sehingga klien tidak melihat konselor selama
berlangsung teknik ini konselor harus mampu menjadi pendengar yang baik serta
mendorong klien agar mampu mengungkapkan secara spontan setiap ingatan yang terlintas
dalam pikirannya, pengalaman traumatic, mimpi, penolakan dan pengalihan
perasaannya.
b) Analisis mimpi
Bagi
Freud mimpi adalah ekspresi simbolik dari kebutuhan – kebutuhannya yang
terdesak. Setiap mimpi memiliki isi yang bersifat manifest atau disadari dan
juga yang bersifat laten ( tersembunyi) . isi yang bersifat manifest adalah
mimpi sebagai tampak pada diri orang yang mimpi, sedangkan isi terdiri atas
motif – motif tersamar dari mimpi tersebut.
c) Analisis resistensi
Freud
memandang bahwa resistensi merupakan suatu dinamika yang tidak disadari untuk
mempertahankan kecemasan. Resistensi atau penolakan adalah keengganan klien
untuk mengungkapkan materi ketidaksadaran yang mengancam dirinya yang berate
ada pertahanan diri dari terhadap kecemasan yang dialaminya.
d) Analisis transferensi
Transferensi atau pengalihan adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis sebab
mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia
memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atau sifat dari fiksasi – fiksasi
dan deprivasi – deprivasinya, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa
lampau terhadap kehidupannya sekarang.
Sumber
Sulastri.
(2004) . Psikoterapi Islam Terhadap
Penderita Skizofrenia Aksis IV. Skripsi.
Semarang. Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo
http://bagastripujiantoro-blogspot.blogspot.com/