Jumat, 25 April 2014

Tugas Portofolio 2



Tugas Portofolio 2
Psikoterapi Humanistik, Person Centered Therapy & Logotherapy
I.                   TERAPI HUMANISTIK
Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force).
A.    Konsep Dasar
Dalam buku Teori dan Praktek Konseling Psikoterapi oleh Gerald Corey pada tahun 1999, tujuan dasar banyak pendekatan psikoterapi adalah membantu individu agar mampu bertindak, menerima kebebasan dan tanggung jawab untuk tindakan-tindakannya. terapi eksistensial, terutama, berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan.
Psikoterapi eksistensial berusaha untuk memahami makna yang unik dari sudut pandang pengalaman klien yang subjektif dari dalam diri individu atau dunia saat fenomenologisnya. Hubungan kolaboratif antara klien dan terapis adalah penyembuhan dalam dirinya sendiri, dan tidak bergantung konseptual pada “repair model” (Walsh & McElwain.2002, p.272). Pendekatan eksistensial bukanlah bentuk yang paling banyak dipraktekkan psikoterapi, namun para praktisi melihatnya sebagai kontras yang menyegarkan untuk terapi mekanistik lebih bekerja keras dalam mempromosikannya, mengutip dukungan eksperimental berkembang di beberapa daerah (Cain & Seeman, 2002). Hal ini juga penting dalam mengatur adegan untuk terapi humanistik yang lebih populer, terutama Carl Rogers berpusat pada terapi klien.

B.     Unsur – Unsur Terapi
1.      Munculnya Gangguan
Model Humanistik Kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, dan menekankan kebebasan bahwa manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat disini dan sekarangmenghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial,Gestalt, dan klien berpusat terapi.
2.      Tujuan Terapi
Bugental (1965) menyebutkan bahwa keotentikan sebagai urusan utama psikoterapi dan nilai eksistensial pokok.
Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik :
1.      Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang
2.      Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang
3.      Memikul tanggung jawab untuk memilih.
         Klien yang neurotic adalah orang yang kehilangan rasa ada, dan tujuan terapi adalah membantunya agar ia memperoleh atau menemukan kembali kemanusiaannya yang hilang.
Pada dasarnya, tujuan terapi eksistensial adalah :
1.      meluaskan kesadaran diri klien
2.      meningkatkan kesanggupan pilihannya
3.      menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.

3.      Peran Terapis
Tugas utama dari seorang terapis adalah berusaha memahami keberadaan klien dalam dunia yang dimilikinya. Tugas terapis diantaranya adalah membantu klien agar menyadari keberadaanya dalam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subyek yang memiliki dunia”. Peran terapis sebagai ”spesialis mata ketimbang pelukis”, yang bertugas memperluas dan memperlebar lapangan visual pasien.
4.      Teknik Teknik Terapi
Teknik yang digunakan dalam terapi eksistensial humanistic adalah sebagai berikut ;
1.      Penerimaan
2.      Rasa hormat
3.      Memahami
4.      Menentramkan
5.      Memberi dorongan
6.      Pertanyaan terbatas
7.      Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.      Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut merasakan apa yang dirasakan klien
9.      Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna

Sumber :


II.                Person Therapy Centered (Carl Rogers)

A.    Konsep Dasar
Sebagaimana ahli Humanistik umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain. Konsep Dasar
·  Menekankan pada dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk hidup sehat dan menyesuaikan diri.
·  Menekankan pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
· Menekankan pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
. Menekankan pada hubungan terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang bersangkutan.

B.     Unsur -  Unsur terapi
1.      Munculnya gangguan
Carl Rogers (1902-1987), berpendapat bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong mereka ke arah pertumbuhan dan pemenuhan diri. Gangguan-gangguan psikologis pada umumnya terjadi karena orang-orang lain menghambat individu dalam perjalanan menuju kepada aktualisasi diri. Pendekatan humanistic Rogers terhadap terapi Person Center Therapy, membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sejati dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan pengharagaan dalam hubungan terapeutik.
2.      Tujuan terapi
Pada terapi ini Rogers tidak mengkhususkan tujuan untuk satu pemecahan masalah. Tapi untuk membantu klien dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka, sehingga klien dapat lebih baik dalam memahami, menerima serta mengatasi masalah mereka saat ini dan masa depan. Tidak ditetapkan tujuan khusus dalam terapi ini, sebab terapis digambarkan memiliki kepercayaan penuh pada klien untuk menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya dari dirinya sendiri. Bagi Rogers pada dasarnya tujuan terapi ini adalah untuk menciptakan iklim yang kondusif sebagai usaha untuk membantu klien menjadi pribadi yang utuh (fully functioning person), yaitu pribadi yang mampu memahami kekurangan dan kelebihan dirinya. Tujuan dasar terapi ini kemudian diklasifikasikan kedalam 4 konsep inti tujuan terapi, yaitu;
a.        Keterbukaan pada pengalaman
Klien diharapkan dapat lebih terbuka dan lebih sadar dengan kenyataan pengalaman mereka. Hal ini juga berarti bahwa klien diharapkan dapat lebih terbuka terhadap pengetahuan lebih lanjut dan pertumbuhan mereka serta bisa menoleransi keberagaman makna dirinya.
b.      Kepercayaan pada organisme sendiri
Dalam hal ini tujuan terapi adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri. Biasanya pada tahap-tahap permulaan terapi, kepercayaan klien terhadap diri sendiri dan putusan-putusannya sendiri sangat kecil. Mereka secara khas mencari saran dan jawaban-jawaban dari luar karena pada dasarnya mereka tidak mempercayai kemampuan-kemampuan dirinya untuk mengarahkan hidupnya sendiri. Namun dengan meningkatnya keterbukaan klien terhadap pengalaman-pengalamannya sendiri, kepercayaan kilen kepada dirinya sendiri pun mulai timbul.
c.       Tempat evaluasi internal
Tujuan ini berkaitan dengan kemampuan klien untuk instropeksi diri, yang berarti lebih banyak mencari jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya. Klien juga diharapkan untuk dapat menetapkan standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri dalam membuat putusan-putusan dan pilihan-pilihan bagi hidupnya.
d.       Kesediaan untuk menjadi satu proses.
Dalam hal ini terapi bertujuan untuk membuat klien sadar bahwa pertumbuhan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Para klien dalam terapi berada dalam proses pengujian persepsi-persepsi dan kepercayaan-kepercayaannya serta membuka diri bagi pengalaman-pengalaman baru, bahkan beberapa revisi.

3.      Peran Terapi
Menurut Rogers seorang terapis harus genuime dan tidak bersembunyi dibalik perilaku defensif. Mereka harus membiarkan klien memahami perasaannya sendiri. Terapis juga harus beruha memahami dunia klien. Terapis juga harus bisa membuat klien merasa nyaman dalam proses terapi. Rogers memandang proses terapeutik sebagai model dari hubungan interpsersonal, hal inilah yang mendasari ia memformulasikan teori tentang hubungan interpersonal yang diringkas sebagai berikut ;
a.       Minimal dua orangyang beredia terjadinya kontak
b.      Masing – masing mampu dan bersedia untuk menerima komunikasi dari yang lainnya.
c.       Berhubungan terus menerus dalam beberapa jangka waktu

Sumber :

III.             Logotherapy (FRANKL)

a.       Konsep dasar
Menurut frankl, pribadi sehat adalah pribadi yang mampu menentukan makna hidup. Frank menentang teori tentang kondisi manusia yang ditentukan dari instink biologi dan konflik masa lalu melainkan tergatung dari kebebasan individu dalam menentukan pilihan. Pandangan Frankl tentang kesehatan psikologis menekankan Frank berpendapat bahwa manusia harus dapat menemukan makna hidupnya sendiri dan kemudia setelah menemukan mencoba untuk memenuhinya. Bagi Frank setiap kehidupan mempunyai makna, dan kehidupan itu adalah suatu tugas yang harus dijalani. Mencari makna dalam hidup inilah prinsip utama teori Frank yang dinamakan logoterapi. Logoterapi memiliki tiga konsep dasar, yakni kebebasan, berkeinginan, keinginan akan makna, dan makna hidup.
b.      Unsur – Unsur terapi

1.       Munculnya Gangguan
Dari pengalaman hidupnya, Frankl belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental yaitu kebebasan untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan untuk memlilih cara kita sendiri. Apa yang berarti dalam eksistensi manusia, bukan semata-mata nasib yang menantikan kita, tetapi bagaimana cara kita menerima nasib itu. Frankl percaya bahwa arti dapat ditemukan dalam semua situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl berasumsi bahwa hidup ini adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan sebuah arti dalam penderitaan maka kita harus terus menjalani dan bertahan untuk tetap hidup. Frankl menyatakan pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk eksistensi manusia sebagai suatu sistem, yang kemudian disebut logoterapy. Logoterapy kemudian menjadi model psikoterapinya.
2.      Tujuan Terapi
Menurut Frankl, terdapat dua tujuan yang berorientasi pada diri adalah kesenangan dan aktualisasi diri.
a. Frankl menyatakan semakin banyak kita dengan sengaja berjuang untuk kesenangan maka mungkin semakin kurang kita mendapatkannya.
b. Satu-satunya cara untuk mengaktualisasikian-diri ialah melalui pemenuhan arti di luar diri.

3.      Peran Terapis
Menurut Semiun (2006) terdapat beberapa peranan terapis
1. Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah.
2. Mengendalikan filsafat pribadi
3. Terapis bukan guru atau pengkhotbah
4. Memberi makna lagi pada hidup
5. Memberi makna lagi pada penderitaan
6. Menekankan makna kerja
7. Menekankan makna cinta

c.       Teknik – Teknik terapi
Klien diajarkan bahwa setiap kehidupan dirinya mempunyai maksud, tujuan, dan makna yang harus diupayakan untuk ditemukan dan dipenuhi. Hidup kita tidak lagi kosong jika kita menemukan suatu sebab dan sesuatu yang dapat mendedikasikan eksistensi kita.

Sumber
http://psikosun.blogspot.com/2013/05/teori-kepribadian-victor-frankl.html