Tugas Portofolio 2
Psikoterapi Humanistik,
Person Centered Therapy & Logotherapy
I.
TERAPI
HUMANISTIK
Istilah psikologi humanistik (Humanistic
Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun
1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari
alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual
dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan
behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a
third force).
A.
Konsep Dasar
Dalam buku Teori dan Praktek Konseling Psikoterapi oleh Gerald Corey pada tahun 1999,
tujuan dasar banyak pendekatan psikoterapi adalah membantu individu agar mampu
bertindak, menerima kebebasan dan tanggung jawab untuk tindakan-tindakannya.
terapi eksistensial, terutama, berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari
kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan.
Psikoterapi eksistensial
berusaha untuk memahami makna yang unik dari sudut pandang pengalaman klien
yang subjektif dari dalam diri individu atau dunia saat fenomenologisnya.
Hubungan kolaboratif antara klien dan terapis adalah penyembuhan dalam dirinya
sendiri, dan tidak bergantung konseptual pada “repair model” (Walsh &
McElwain.2002, p.272). Pendekatan eksistensial bukanlah bentuk yang paling
banyak dipraktekkan psikoterapi, namun para praktisi melihatnya sebagai kontras
yang menyegarkan untuk terapi mekanistik lebih bekerja keras dalam
mempromosikannya, mengutip dukungan eksperimental berkembang di beberapa daerah
(Cain & Seeman, 2002). Hal ini juga penting dalam mengatur adegan untuk
terapi humanistik yang lebih populer, terutama Carl Rogers berpusat pada terapi
klien.
B.
Unsur – Unsur Terapi
1. Munculnya
Gangguan
Model Humanistik Kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya
menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, dan menekankan
kebebasan bahwa manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka,
dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat disini dan
sekarangmenghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan,
tanggung jawab dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya
memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna
dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi
tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga
sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial,Gestalt, dan klien
berpusat terapi.
2. Tujuan
Terapi
Bugental
(1965) menyebutkan bahwa keotentikan sebagai urusan utama psikoterapi dan nilai
eksistensial pokok.
Terdapat
tiga karakteristik dari keberadaan otentik :
1.
Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang
2.
Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang
3.
Memikul tanggung jawab untuk memilih.
Klien yang neurotic adalah orang
yang kehilangan rasa ada, dan tujuan terapi adalah membantunya agar ia
memperoleh atau menemukan kembali kemanusiaannya yang hilang.
Pada
dasarnya, tujuan terapi eksistensial adalah :
1.
meluaskan kesadaran diri klien
2.
meningkatkan kesanggupan pilihannya
3.
menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
3. Peran
Terapis
Tugas
utama dari seorang terapis adalah berusaha memahami keberadaan klien dalam
dunia yang dimilikinya. Tugas terapis diantaranya adalah membantu klien agar
menyadari keberadaanya dalam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat
dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan
sebagai subyek yang memiliki dunia”. Peran terapis sebagai ”spesialis mata
ketimbang pelukis”, yang bertugas memperluas dan memperlebar lapangan visual
pasien.
4. Teknik Teknik
Terapi
Teknik
yang digunakan dalam terapi eksistensial humanistic adalah sebagai berikut ;
1.
Penerimaan
2.
Rasa
hormat
3.
Memahami
4.
Menentramkan
5.
Memberi
dorongan
6.
Pertanyaan
terbatas
7.
Memantulkan
pernyataan dan perasaan klien
8.
Menunjukan
sikap yang mencerminkan ikut merasakan apa yang dirasakan klien
9.
Bersikap
mengijinkan untuk apa saja yang bermakna
Sumber
:
II.
Person
Therapy Centered (Carl Rogers)
A.
Konsep
Dasar
Sebagaimana ahli Humanistik umumnya,
Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri.
Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi
individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi
diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan
menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.
Konsep Dasar
· Menekankan pada dorongan dan
kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk hidup sehat
dan menyesuaikan diri.
· Menekankan pada unsur atau
aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
· Menekankan pada situasi yang
langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
. Menekankan pada hubungan
terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang bersangkutan.
B.
Unsur
- Unsur terapi
1.
Munculnya
gangguan
Carl Rogers (1902-1987), berpendapat
bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong mereka ke arah
pertumbuhan dan pemenuhan diri. Gangguan-gangguan psikologis pada umumnya
terjadi karena orang-orang lain menghambat individu dalam perjalanan menuju
kepada aktualisasi diri. Pendekatan humanistic Rogers terhadap terapi Person
Center Therapy, membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang
sejati dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan pengharagaan dalam hubungan
terapeutik.
2.
Tujuan terapi
Pada terapi ini Rogers tidak
mengkhususkan tujuan untuk satu pemecahan masalah. Tapi untuk membantu klien
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka, sehingga klien dapat lebih
baik dalam memahami, menerima serta mengatasi masalah mereka saat ini dan masa
depan. Tidak ditetapkan tujuan khusus dalam terapi ini, sebab terapis
digambarkan memiliki kepercayaan penuh pada klien untuk menentukan
tujuan-tujuan yang ingin dicapainya dari dirinya sendiri. Bagi Rogers pada
dasarnya tujuan terapi ini adalah untuk menciptakan iklim yang kondusif sebagai
usaha untuk membantu klien menjadi pribadi yang utuh (fully functioning
person), yaitu pribadi yang mampu memahami kekurangan dan kelebihan
dirinya. Tujuan dasar terapi ini kemudian diklasifikasikan kedalam 4 konsep
inti tujuan terapi, yaitu;
a.
Keterbukaan pada
pengalaman
Klien diharapkan dapat lebih terbuka dan lebih
sadar dengan kenyataan pengalaman mereka. Hal ini juga berarti bahwa klien
diharapkan dapat lebih terbuka terhadap pengetahuan lebih lanjut dan
pertumbuhan mereka serta bisa menoleransi keberagaman makna dirinya.
b.
Kepercayaan pada organisme sendiri
Dalam hal ini tujuan terapi
adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri.
Biasanya pada tahap-tahap permulaan terapi, kepercayaan klien terhadap diri
sendiri dan putusan-putusannya sendiri sangat kecil. Mereka secara khas mencari
saran dan jawaban-jawaban dari luar karena pada dasarnya mereka tidak
mempercayai kemampuan-kemampuan dirinya untuk mengarahkan hidupnya sendiri.
Namun dengan meningkatnya keterbukaan klien terhadap pengalaman-pengalamannya
sendiri, kepercayaan kilen kepada dirinya sendiri pun mulai timbul.
c.
Tempat evaluasi internal
Tujuan ini berkaitan dengan kemampuan klien untuk
instropeksi diri, yang berarti lebih banyak mencari jawaban-jawaban pada diri
sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya. Klien juga diharapkan untuk dapat
menetapkan standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri
dalam membuat putusan-putusan dan pilihan-pilihan bagi hidupnya.
d.
Kesediaan untuk
menjadi satu proses.
Dalam hal ini terapi bertujuan untuk membuat klien
sadar bahwa pertumbuhan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Para klien
dalam terapi berada dalam proses pengujian persepsi-persepsi dan
kepercayaan-kepercayaannya serta membuka diri bagi pengalaman-pengalaman baru,
bahkan beberapa revisi.
3.
Peran Terapi
Menurut Rogers seorang terapis harus genuime
dan tidak bersembunyi dibalik perilaku defensif. Mereka harus membiarkan klien
memahami perasaannya sendiri. Terapis juga harus beruha memahami dunia klien. Terapis
juga harus bisa membuat klien merasa nyaman dalam proses terapi. Rogers memandang
proses terapeutik sebagai model dari hubungan interpsersonal, hal inilah yang
mendasari ia memformulasikan teori tentang hubungan interpersonal yang
diringkas sebagai berikut ;
a.
Minimal
dua orangyang beredia terjadinya kontak
b.
Masing –
masing mampu dan bersedia untuk menerima komunikasi dari yang lainnya.
c.
Berhubungan
terus menerus dalam beberapa jangka waktu
Sumber :
III.
Logotherapy
(FRANKL)
a.
Konsep
dasar
Menurut
frankl, pribadi sehat adalah pribadi yang mampu menentukan makna hidup. Frank menentang
teori tentang kondisi manusia yang ditentukan dari instink biologi dan konflik
masa lalu melainkan tergatung dari kebebasan individu dalam menentukan pilihan.
Pandangan Frankl tentang kesehatan psikologis menekankan Frank berpendapat
bahwa manusia harus dapat menemukan makna hidupnya sendiri dan kemudia setelah
menemukan mencoba untuk memenuhinya. Bagi Frank setiap kehidupan mempunyai
makna, dan kehidupan itu adalah suatu tugas yang harus dijalani. Mencari makna
dalam hidup inilah prinsip utama teori Frank yang dinamakan logoterapi. Logoterapi
memiliki tiga konsep dasar, yakni kebebasan, berkeinginan, keinginan akan
makna, dan makna hidup.
b.
Unsur –
Unsur terapi
1.
Munculnya Gangguan
Dari
pengalaman hidupnya, Frankl belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala
sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental
yaitu kebebasan untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib
kita, kebebasan untuk memlilih cara kita sendiri. Apa yang berarti dalam
eksistensi manusia, bukan semata-mata nasib yang menantikan kita, tetapi
bagaimana cara kita menerima nasib itu. Frankl percaya bahwa arti dapat
ditemukan dalam semua situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl
berasumsi bahwa hidup ini adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan sebuah
arti dalam penderitaan maka kita harus terus menjalani dan bertahan untuk tetap
hidup. Frankl menyatakan pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk
eksistensi manusia sebagai suatu sistem, yang kemudian disebut logoterapy. Logoterapy
kemudian menjadi model psikoterapinya.
2.
Tujuan
Terapi
Menurut
Frankl, terdapat dua tujuan yang berorientasi pada diri adalah kesenangan dan
aktualisasi diri.
a.
Frankl menyatakan semakin banyak kita dengan sengaja berjuang untuk kesenangan
maka mungkin semakin kurang kita mendapatkannya.
b.
Satu-satunya cara untuk mengaktualisasikian-diri ialah melalui pemenuhan arti
di luar diri.
3.
Peran
Terapis
Menurut Semiun (2006) terdapat beberapa peranan terapis
1.
Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah.
2.
Mengendalikan filsafat pribadi
3.
Terapis bukan guru atau pengkhotbah
4.
Memberi makna lagi pada hidup
5.
Memberi makna lagi pada penderitaan
6.
Menekankan makna kerja
7.
Menekankan makna cinta
c.
Teknik –
Teknik terapi
Klien diajarkan bahwa setiap kehidupan dirinya
mempunyai maksud, tujuan, dan makna yang harus diupayakan untuk ditemukan dan
dipenuhi. Hidup kita tidak lagi kosong jika kita menemukan suatu sebab dan
sesuatu yang dapat mendedikasikan eksistensi kita.
Sumber
http://psikosun.blogspot.com/2013/05/teori-kepribadian-victor-frankl.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar