Senin, 17 Maret 2014

Psikoterapi Tugas Portofolio 1

1.      Pengertian Psikoterapi
Pengertian psikoterapi secara istilah, ada beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli. Diantaranya :
cara pengobatan dengan mempergunakan pengaruh (kekuatan batin) dokter atas jiwa (rohani) penderita, dng cara tidak mempergunakan obat-obatan, tetapi dengan metode sugesti, nasihat, hiburan, hipnosis, dsb
a. Corsini
Psikoterapi adalah proses moral dari interaksi dari dua pihak. Setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang. Tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan untuk keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu bidang. Berikut, fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir) fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku), dengan terapi yang memiliki asal-usul kepribadian, perkembangan mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode erawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapi.
b. Lewis R. Worberg M.D.
Dalam bukunya yang berjudul The Technique Psychotherapy, mengatakan psikoterapi adalah perasaan dengan menggunakan alat- alat psikologi terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien yang bertujuan ; menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada. Memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak. Meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif.
c. Warson dan Morse
Psikoterapi adalah bentuk khusus dari interaksi antara dua orang pasien dan terapis pada mana memiliki dari interaksi. Karena mencari bantuan psikologis dan terapi menyusun interaksi dengan menggunakan dasar psikologis untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupanya dengan mengubah pikiran, perasaan, dan tindakanya.
d. C. P. Chaplin
Dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono mengatakan bahwa psikoterapi adalah penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru ataupun teman. 8 Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka pengertian psikoterapi adalah proses perawatan atau penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi. Kata islam adalah kata yang mensifati dari kata psikoterapi. Maksudnya bahwa praktek psikoterapi tersebut dilaksanakan sesuai dengan ajaran dan norma islam.

2.      Tujuan Psikoterapi
Tujuan Psikoterapi menurut Corey (1991) adalah sebagai berikut:
a)    Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Psikoanalisis
Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
b)   Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Terpusat pada Pribadi
Memberikan suasana aman dan bebas agar klien dapat mengesplorasi diri dengan nyaman, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat. Untuk memungkinkannya berkembang kearah keterbukaan, memperkuat kepercayaan diri, kemauan melakukan sesuatu, dan meningkatkan spontanitas dan kesegaran dalam hidupnya.
c)    Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Eksistensialistik
Membantu seseorang mengetahui bahwa ia memiliki kebebasan dan menyadari akan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki. untuk merangsang mereka mengenali bahwa mereka bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian yang mereka pikir terjadi pada mereka sebelumnya dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat kebebasan.
d)   Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Behavioristik
Menghilangkan perilaku yang maladaptive dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif. Memusatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun tujuan terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
e)    Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif
Menghilangan cara memandang dalam kehidupan klien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu klien mempergunakan metode yang lebih ilmiah dalam memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
f)    Tujuan Psikoterapi dengan Metode dan Teknik Gestalt
Membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
g)   Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Realitas
Membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa seberapa jauh tindakan-tindakannya berhasil.
3.      Unsur – Unsur psikoterapi
1.      Klien adalah orang yang akan disembuhkan atau diobati.
2.      Psikoterapis adalah orang yang melakukan psikoterapi.
3.  Proses Psikoterapi adalah pelaksanaan terapi dimana terjadinya interaksi antara Psikoterapis dengan Klien.

4.      Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Dalam perkembangan mutakhir, semakin sukar ditemukannya pokok-pokok perbedaan konseling dan psikoterapi. Namun dapat dicari dengan menyorotinya dari beberapa segi relevan sebai berikut:
1.  Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi pada segi lain, ia menunjuk pada sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah-satu bentuk psikoterapi.
2. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
3.   Konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi. Perlu ditambahkan bahwa konseling pun memanfaatkan keterangan dari teori-teori kepribadian, dan teori-teori psikologi lainnya, bahkan banyka ilmu lain yng tercakup dalam keilmuan  perilaku (behavioral science), namun semua itu bukan merupakan dasar kerjanya tetapi merupakan sumber keterangan bantu bagi memahami individu.
4.    Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan-kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis, mencakup “pembedahan-psikis” (psycho-surgery) dan pembedahan otak. Konselor, pada lain pihak, berurusan dengan identifikasi dan pengembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Ini dilakukan dengan membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna, fully functioning person.
5.      Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness
a)    Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b)   Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c)    Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d)   Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

6.      Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama Terapi menurut Wolberg yaitu:
a)    Supportive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk memperkuat benteng pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang seimbang.
b)   Reeducative Therapy
Terapi yang bertujuan untuk mewujudkan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan menghidupkan potensi kreatif.
c)    Reconstructive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.

B. TERAPI PSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD)
Psikoanalisa merupakan suatu penyembuhan yang lebih bersifat psikologis yang menggunakan cara – cara fisik. Psikoanalisa adalah sebuah metode yang sangat berpengaruh untuk  mengobatigangguan mental yang  dibentuk oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
    1. Konsep dasar terapi psikoanalisis tentang kepribadian
    a. Kesadaran
      Freud memandang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan. Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif. Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak lain jalan melingkar ke arah kematian.
      Sumbangan terbesar Freud adalah konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketidaksadaran yang merupakan dasar atau kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian. Dengan kepercayaannya bahwa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan kesadaran,  maka sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif-motif tidak sadar menjadi disadari. Dari perspektif ini, terapi adalah upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bagian-bagian yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat.
      Selain kesadaran, kecemasan juga menjadi hal yang esensial untuk menggambarkan tentang sifat manusia. Apabila tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak relistis yaitu tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego. Freud menyakini bahwa  individu yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya.

        b. Struktur kepribadian
      Menurut pandangan Psikoanalisa, struktur kepribadian manusia tersusun secara struktural, dimana terdapat subsistem yang berinteraksi secara dinamis, yaitu id, ego, dan superego.
1.      Id, atau biasa disebut struktur kepribadian primitif adalah sistem kepribadian yang dimiliki individu sejak lahir, yang dihubungkan dengan faktor biologis dan hereditas. Digerakkan oleh libido,  yaitu energi psikis untuk dapat beradaptasi secara fisiologis dan sosial untuk mempertahankan dan mengembangkan spesiesnya. Prinsip kerjanya selalu mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit atau ketidaknyamanan. Tempatnya ada pada alam bawah sadar dan secara langsung berpengaruh terhadap perilaku seseorang tanpa disadari. Menurut Freud terdapat dua insting dasar dalam Id, yaitu Eros danThanatosEros merupakan insting untuk bertahan hidup, dengan libido sebagai dorongan utama. Sedangkan Thanatos merupakan insting yang mendorong individu untuk berperilaku agresif dan destruktif.
2.      Ego, adalah strukutur kepribadian yang tidak diperoleh saat lahir, tetapi dipelajari sepanjang berinteraksi dengan lingkungannya. Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan, merupakan eksekutif dari struktur kepribadian yang bertugas memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego mempunyai tugas sebagai “penengah” antara dorongan-dorongan biologis (Id) dan tuntutan atau hati nurani yang terbentuk dari orang tua, budaya, dan tradisi ( superego). Ego bertindak realistis dan berfikir logis dalam merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan. Hubungan antara ego dengan id, adalah bahwa ego adalah tempat bersemayamnya inteligensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls buta id, sementara id hanya mengenal kenyataan yang subyektif.
3.      Superego, adalah struktur kepribadian yang berhubungan dengan tindakan baik-buruk, benar-salah. Superego dikembangkan dari kebudayaan dan nilai sosial, terbentuk karena adanya interaksi dengan orang tua dan masyarakat, merepresentasikan hal-hal yang ideal, dan mendorong individu kepada kesempurnaan, bukan kesenangan semata. Dapat dikatakan superego merupakan kata hati seseorang dan sebagai alat kontrol dari dalam individu untuk menentang kehendak Id. Tempatnya pada alam sadar dan terbentuk sejak kanak-kanak lalu terus berkembang hingga dewasa.
Sehingga menurut Freud,  struktur kepribadian merupakan sistem yang kompleks, karena adanya interaksi antara tuntutan Id, dunia realitas yang dimiliki Ego dan harapan moral Superego.

        c. Mekanisme Pertahanan Ego.
      Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus  yaitu : (1) tidak disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.
      Jenis-jenis mekanisme pertahanan ego itu adalah sebagai berikut.

    1. Represi
Represi merupakan proses penekanan dorongan-dorongan ke alam tak sadar, ka, orang atau karena mengancam keamanan ego. Anna Freud mengartikan pula sebagai “melupakan yang bermotivasi”, adalah ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan. Represi merupakan mekanisme pertahanan dasar yang terjadi ketika memori, pikiran atau perasaan (kateksis objek = id) yang menimbulkan kecemasan ditekan keluar dari kesadaran oleh antikateksis (ego). Orang  cenderung  merepres keinginan atau hasrat yang apabila dilakukan dapat menimbulkan perasaan bersalah (guilty feeling) dan konflik yang menimbulkan rasa cemas atau merepres memori (ingatan) yang meyakitkan.

    2. Projeksi
Projeksi merupakan pengendalian pikiran, perasaan, dorongan diri sendiri kepada orang lain. Dapat juga diartikan sebagai mekanisme perubahan kecemasan neurotik dan moral dengan kecemasan realistik. Anna freud mengatakan projeksi sebagai penggantian kea rah luar atau kebalikan dari melawan diri sendiri, mekanisme ini meliputi kecendrungan untuk melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Projeksi memungkinkan orang untuk mengatakan dorongan yang mengancamnya dengan menyamarkanya sebagai pertahanan diri. Projeksi bertujuan untuk mengurangi pikiran atau perasaan yang menimbulkan kecemasan.

    3. Pembentukan Reaksi  (Reaction Formation).
Pembentukan reaksi atau reaksi formasi ialah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadarannya (Hall dan Gardner). Dapat juga di artikan pergantian sikap dan tingka laku dengan sikap dan tingkah laku yang berlawanan. Bertujuan untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan yang dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan sikap atau perilaku yang berlebihan atau bersifat kompulsif, biasanya dari perasaan yang negatif ke positif meskipun kadang-kadang terjadi dari negatif ke positif. Dalam hal ini Freud berpendapat bahwa laki-laki yang suka mencemoohkan homoseksual merupakan ekspresi dari perlawanannya akan dorongan-dorongan homoseksual dalam dirinya sendiri.

    4. Pemindahan Objek (Displacement)
Displacement adalah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau,  Corey (2003:19). Menurut Poduska (2000:119) displacement ialah mekanisme pertahanan ego dengan mana anda melepaskan gerak-gerik emosi yang asli, dan sumber pemindahan ini dianggap sebagai suatu target yang aman. Mekanisme pertahanan ego ini, melimpahkan kecemasan yang menimpa seseorang kepada orang lain yang lebih rendah kedudukannya.lebih lanjut dikatakan pemindahan objek ini merupakan proses pengalihan perasaan (biasanya rasa marah) dari objek (target) asli ke objek pengganti. Contohnya: seorang pegawai yang dimarahi atasannya di kantor, pada saat pulang dia membanting pintu dan marah-marah pada anaknya.

    5. Faksasi
   Faksasi  ini  merupakan  mekanisme  yang memungkinkan orang mengalami kemandegan dalam perkembangannya, karena cemas untuk melangkah   ke perkembangan berikutnya. Faksasi ini bertujuan   untuk   menghindari dari    situasi-situasi   baru   yang   dipandang  berbahaya atau mengakibatkan   frustasi.
Contohnya   anak  usia 7 tahun masih ngeisap jempol dan belum berani berpergaian tanpa ibunya.
6. Regresi
Regresi adalah kembali ke masa-masa  di mana seseorang mengalami tekanan psikologis. Kerika kita menghadapi kesulitan   atau  ketakutan, perilaku   kita  sering menjadi kekanak-kanakan atau primitif.   Dapat   dikatakan   pula    pengulangan   kembali    tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perikaku kekanak-kanakan). Contohnya seorang yang baru pensiun    akan   berlama-lama  duduk  di  kursi  goyang  dan  bersikap  seperti  anak-anak,   serta menggantungkan hidupnya pada isntrinya.
7. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan penciptaan kepalsuan (alas an-alasan) namun dapat masuk akal sebagai upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima.  Menurut     Berry (2001:82), rasionalisasi ialah mencari pembenaran atau alasan bagi prilakunya, sehingga manjadi lebih bisa diterima oleh ego daripada alasan yang sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila individu mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau keinginannya. Dia mempersepsikan kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang mengancam keseimbangan psikisnya (menimbulkan rasa cemas).
8. Sublimasi
Sublimasi adalah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial. Dengan kata lain sublimasi ini merupakan pembelotan atau penyimpangan libido seksual kepada kegiatan yang secara sosial lebih dapat diterima. Dalam banyak cara, sublimasi  merupakan mekanisme yang sehat, karena energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh bentuk aktivitas positif dan kreatif aadalah sublimasi, terutama sublimasi hasrat seksual.
9. Identifikasi
Identifikasi merupakan proses memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu persekutuan (aliansi) nyata atau maya dengan orang lain, baik seseorang maupun kelompok. Identifikasi ini juga merupakan satu cara untuk mereduksi ketegangan. Identifikasi ini dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau berhasil dalam hidupnya. Identifikasi dengan penyerangan adalah bentuk introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif, tapi dari sisi negatif.

     2. Unsur-unsur Terapis
a. Munculnya masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya.
b.      Tujuan psikoterapi :
1.   Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yg benar.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk    mengekspresikan perasaan yg mendalam.
3.  Membantu mengembangkan potensi
4. Mengubah kebiasaan, memberi kesempatan perubahan perilaku (menyiapkan situasi belajar baru.
Mengub5. ah struktur kognitif individu f). Meningkatkan pengetahuan & pengambilan keputusan
6) Meningkatkan pengetahuan diri atau insight h). Meningkatkan kualitas hubungan sosial i). Mengubah lingkungan sosial
7)   Mengubah proses somatik supaya mengurangi rasa sakit
8) Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreativitas diri

c.       Peran terapis, Goodstein (1972) juga menyebut peran terapis sebagai pemberi perkuatan. Menurut Goodstein (hlm. 274), “peran konselor adalah menunjang perkembangan tingkah laku yang secara sosial layak dengan secara sisternatis memperkuat jenis tingkah laku klien semacam itu”. Minat perhatian, dan persetujuan (ataupun ketidakberminatan dan ketidaksetujuan) terapis adalah penguat – penguat yang hebat bagi tingkah laku klien.

        3.     Teknik terapi Psikoanalisa
      Secara umum terdapat 5 teknik dasar yang biasa digunakan dalam konseling psikoanalisa yaitu :
       a)      Asosiasi bebas
Secara mendasar tujuan teknik ini adalah untuk mengungkapkan paengalaman masa lalu dan menghentikan emosi- emosi yang berhubungan dengan pengalaman traumatic masa lampau. Dalam penerapan teknik ini dilakukan dengan klien berbaring di dipan dan konselor duduk dikursi sejajar dengan kepala klien , sehingga klien tidak melihat konselor selama berlangsung teknik ini konselor harus mampu menjadi pendengar yang baik serta mendorong klien agar mampu mengungkapkan secara spontan setiap ingatan yang terlintas dalam pikirannya, pengalaman traumatic, mimpi, penolakan dan pengalihan perasaannya.
       b) Analisis mimpi
      Bagi Freud mimpi adalah ekspresi simbolik dari kebutuhan – kebutuhannya yang terdesak. Setiap mimpi memiliki isi yang bersifat manifest atau disadari dan juga yang bersifat laten ( tersembunyi) . isi yang bersifat manifest adalah mimpi sebagai tampak pada diri orang yang mimpi, sedangkan isi terdiri atas motif – motif tersamar dari mimpi tersebut.
       c) Analisis resistensi
      Freud memandang bahwa resistensi merupakan suatu dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Resistensi atau penolakan adalah keengganan klien untuk mengungkapkan materi ketidaksadaran yang mengancam dirinya yang berate ada pertahanan diri dari terhadap kecemasan yang dialaminya.
       d) Analisis transferensi
      Transferensi atau pengalihan adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atau sifat dari fiksasi – fiksasi dan deprivasi – deprivasinya, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang.

Sumber
Sulastri.  (2004) . Psikoterapi Islam Terhadap Penderita Skizofrenia Aksis IV. Skripsi. Semarang. Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo
http://bagastripujiantoro-blogspot.blogspot.com/