Sabtu, 02 November 2013

TEORI MOTIVASI



Teori Motivasi
motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004). Menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Malayu (2005: 143), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi (motivasion) dalam manajemen hanya ditujukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Sedangkan menurut Edwin B Flippo (dalam malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.





Teori Hierarki kebutuhan Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai tujuh enam atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan social (social needs) yaitu kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok dan menjalin hubungan dengan orang lain. Di dalam kebutuhan sosial ini terdapat kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status, seseorang harus berprestasi, menjadi kompeten, serta mendapat pengakuan sebagai orang yang berprestasi dan kompeten untuk dapat dihargai;
(5) kebutuhan intelektual (intellectual needs) terdapat didalamnya adalah individu memperoleh pemahaman dan pengetahuan;
(6) kebutuhan estetis (aesthetic needs), setelah mencapai tingkatan intelektual tertentu, maka individu akan memikirkan tentang kebutuhan akan keindahan, kerapian, serta keseimbangan;
(7) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata agar dapat menemukan pemenuhan pribadi dan mencapai potensi diri.


Contoh dalam dunia kerja (motivasi)
Bpk. Agus adalah seorang pekerja, dia sangat menikmati pekerjaan dikantor dengan selalu datang tepat waktu dikantor, bpk. Agus tidak pernah mengeluh akan tugas – tugas yang dihadapi seperti laporan yang harus dikumpulkan setiap minggu. Bahkan saat libur bpk. Agus masih mengerjakan tugas tugas kantornya. Karena bagi bpk. Agus bekerja atau melakukan pekerjaan adalah kebutuhan.


Teori Tujuan
Menurut Edwin locke, teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncunl bahwa seseorang akan memiliki motivasi, yang tinggi jika dia memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan  Goal Setting (Penetapan Tujuan)
Menurut Locke, tujuan-tujuan yang cukup sulit, khusus dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk-kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada intuitif yang solid. Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatannya bagi organisasi.

Contoh dalam dunia kerja (motivasi)
Bpk. Agus memiliki tujuan agar dapat mencapai puncak karir nya sebagai direktur utama pada perusahaan tempatnya bekerja sekarang. Saat ini bpk. Agus menjabat sebagai manager untuk mencapai tujuannya sebagai direktur utama bpk. Agus bekerja tak kenal lelah dan selalu menciptakan ide yang matang agar perusahaannya terus berkembang pesat. Dengan usahanya yang begitu keras untuk mencapai tujuannya dan tidak mudah untuk dicapai bpk. Agus mampu mewujudkan tujuan untuk mencapai tujuannya mencapai direktur utama di perusahaannya tersebut.

Teori Harapan
Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
Contoh dalam dunia kerja (motivasi)
Bpk. agus ingin memiliki harapan agar dapat naik jabatan ditempatnya bekerja selama 10th. Perusahaan tempat bpk. agus bekerja memotivasi bpk. agus dengan cara akan menaikan jabatan apabila bpk. agus berhasil menaikan pendapatan pada perusahaan tersebut. Bpk. agus tentu saja berharap agar dapat jabatannya naik dan tidak stagnan dalam karir bekerjanya. Dengan iming-iming naik jabatan alhasil bpk. agus berusaha untuk meningkatkan pendapatan perusahaan tersebut.


Teori drive reinforcement
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.


Contoh dalam dunia kerja (motivasi)
Bpk. agus memiliki kinerja yang sangat baik di perusahaan, dengan kinerja bpk. agus perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar. Bpk. agus sendiri di perusahaan menunjukan sifat yang terbuka dengan karyawan lain sehingga hubungan antar karyawan dapat terjalin dengan baik. Dengan kinerja bpk. agus yang baik juga karakter bpk. agus. Pemilik perusahaan mempromosikan bpk. agus untuk menjadi wakil direktur di perusahaan tersebut.


CERITA NYATA MOTIVASI KERJA

cerita ada di bagian cerita paling akhirnya


Analisis
 
Bpk. rudi suparto mantan sales manager di indonesia. mengawali karirnya sebagai tukang cuci disebuah restoran di amerika serikat. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dia mengadu nasib dan tidak seperti yang dibayangkan ia malah menjadi tukang cuci. Dia memiliki tujuan agar dapat hidup lebih baik lagi dan selama bekerja sebagai tukang cuci ia mempelajari cara memasak dan seluk beluk restoran. Harapannya menjadi nyata ketika ia mampu membuka restoran sendiri di amerika serikat berkat usaha dan kerja kerasnya untuk mencapai tujuannya.


SUMBER SUMBER TERKAIT




 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar