~SITEM INFORMASI PSIKOLOGI~
Hey sob, kali ini kita cari tahu yok, apaan sih itu sistem informasi psikologi. Belajar dan mencari tahu bersama yok biar kita semua sama-sama bisa tahu tentang sistem informasi psikologi dan apasih kaitannya dunia sistem informasi dengan psikologi.
Yang pasti sistem informasi psikologi itu terbagi dari 3 kata kali yah, yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri, yaitu : sistem, informasi, dan psikologi. Yuk ah kita bahas lebih lanjut….
1. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi == input - proses – output.
Informasi sendiri memiliki kualitas tertentu agar dapat dipercaya oleh kalangan orang banyak, yaitu tergantung dari dari :
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.
b. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
c. Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Selanjutnya bagaimana pengertian informasi berikut dapat saling berkaitan dengan sistem?
Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Menurut Alter (1992) sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Selain itu juga ada definisi lain dari sistem informasi yakni suatu sistem terintergrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Sistem disini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bagaimana suatu informasi dapat berinteraksi dengan sistem, dapat dibilang sebuah sistem mengumpulkan berbagai macam data-data yang telah ada namun diolah kembali menjadi sesuatu yang saling berhubungan dengan memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen, serta basis data, dan memiliki tujuan agar dapat menjadi sesuatu yang baru untuk diketahui dan bermanfaat oleh orang banyak.
2. Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Disini kita akan mulai membahas sistem informasi dengan psikologi lebih dalam…
Yak, pertama kita akan membahas satu persatu dimulai dari
SISTEM
Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Indrajit berpendapat bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Murdick, R.G berpendapat bahwa sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau procedure-prosedure/bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang.
Lani Sidharta berpendapat bahwa Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
Sistem juga memiliki karakteristik yang mencirikan bahwa suatu sistem terdiri dari, memiliki komponen, batas sistem (Boundary), lingkungan luar sistem (Environment), penghubung sistem (Interface), masukan sistem (Input), keluaran sistem (Output), pengolah sistem (Process), dan sasaran sistem.
Syarat suatu sistem adalah :
- Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah
- Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan
- Adanya hubungan diantara elemen sistem.
INFORMASI
Setelah mengetahui apa itu sistem, selanjutnya yok kita bahas dan mencari tahu apa sih informasi itu…
Informasi adalah sekumpulan suatu data yang telah diproses menurut sekumpulan aturan dan telah memiliki arti atau nilai.
Nilai informasi itu sendiri terdiri dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya
Menurut Gordon B. Davis, informasi dalam ruang lingkup sistem informasi memiliki ciri-ciri
1. Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar
2. Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.
4. Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu yang sebelumnya.
5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut
Sumber informasi terbagi menjadi dua, yaitu
1. Sumber Primer; didapat langsung melalui observasi langsung, eksperimen, survey, perkiraan subjektif.
2. Sumber Sekunder; didapat tidak langsung seperti melalui informasi perusahaan, publikasi, agen pemerintahan.
PSIKOLOGI
Setelah kita membahas tentang sistem dan informasi, yok ah kita lanjutin lagi nyari tau apa sih psikologi, jadi psikologi itu berasald dari bahasa yunani yaitu dari kata psyche dan logos, psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu, jadi psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan tingkah laku manusia, seperti yang dikatakan para ahli dibawah berikut ini
Menurut Arief Budiman (2006) psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, khususnya dari segi kejiwaannya.
Menurut Nasarudin Latif (1996) Psikologi ialah ilmu yang membahas keadaan jiwa dan gerak kegiatan (aktivitas) serta karya jiwa manusia.
Menurut Dali Gulö (1982) dalam kamus psikologinya, psikologi yaitu ilmu yang mempelajari proses-proses mental dan perilaku makhluk hidup, ataupun proses-proses mental dan perilaku itu sendiri.
Menurut Sri Patma Sukartini & M. Imam Faisal Baihaqi (2007) psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Jadi sitem informasi psikologi adalah kumpulan dari suatu data tentang perilaku manusia dimana informasi sebelumnya telah didapatkan melalui sistem-sistem yang telah direncakan dan dilakukan, khususnya kejiwaan dan perilaku manusia yang telah diolah dan dianalisa yang dihubungkan bersama menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan dapat bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau dimasa mendatang.
CONTOH KASUS
Rasanya tidak lengkap jika hanya membahasa sampai sistem informasi psikologi tanpa adanya contoh kasus yang harus diselesaikan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua untuk menyelesaikan segala kasus atau permasalahan yang ada. Yak kita coba membahas salah satu kasus yang ada, dimana ini diambil dari contoh kasus yang terdapat dalam blog berikut ini http://rizkinurbaiti.blogspot.com/2013/10/tugas-1-sistem-informasi-psikologi.html dan pertanyaan dari kasus yang kita jawab adalah
kebutuhan sistem informasi akademik diatas dapat didefinisikan dengan menjawab pertanyaan dibawah ini :
a. Informasi apa yang akan diolah dan dihasilkan oleh Bagian Akademik, Bagian Keuangan, dan Ketua Program Studi? Untuk siapa dan kapan disampaikannya?
b. Fungsi apa yang harus dipunyai sistem supaya pekerjaan Bagian Akademik, Bagian Keuangan, dan Ketua Program Studi dapat dibantu pelaksanaannya?
c. Basis data apa yang harus ada untuk menyimpan data agar menjadi sumber untuk informasi yang akan diolah dan dihasilkan? Seperti apa penempatan datanya?
mari kita jawab atas pertanyaan tersebut berdasarkan sistem informasi psikologi, jawaban dari pertanyaan tersebut hanya kita sistematiskan berdasarkan sistem informasi namun dalam cakupan psikologi.
Dalam dunia psikologi untuk melakukan pemeriksaan psikologis adalah dengan dilakukan test terlebih dahulu, dimana test-test tersebut dapat dilakukan dengan tertulis namun yang tertulis ini saat ini sudah dapat dilakukannya melalui komputer namun tidak semua alat test psikologi dapat dilakukan dengan komputer. Untuk yang menggunakan komputer, informasi yang telah didapat dari hasil test peserta baik melalui online ataupun offline dapat langsung diketahui oleh masing-masing bagian yang mengolah hasil test tersebut dengan masing-masing basis data mereka agar dapat menyatukan masing-masing jawaban yang telah ada dan diolah dengan basis data yang disiapkan untuk dapat menyimpulkan dari hasil psikologis tersebut menjadi sebuah hasil tes kepribadian.
Sumber : http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/pengertian%20informasi.htm 11:50
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html 11:45
http://blog.unitomo.ac.id/dwicah/files/2012/05/Konsep-SI.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-CHAIRUL_FURQON/003._SIM-konsep_informasi.pdf
http://narendro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19130/SI-1+Gambaran+SI+dan+TI-narendro.pdf
http://rizkinurbaiti.blogspot.com/2013/10/tugas-1-sistem-informasi-psikologi.html 10:30
http://diikaafebrina.blogspot.com/2013/11/sistem-informasi-psikologi.html
Selasa, 21 Oktober 2014
Selasa, 01 Juli 2014
Tugas Portofolio 4
A. Terapi Kelompok
1.
Konsep
dasar pandangan Terapi Kelompok tentang kepribadian
Terapi kelompok adalah salah satu
metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media dalam proses
pertolongan profesionalnya. Dalam literature pekerjaan sosial metode ini sering
disebut sebagai groupwork atau group theraphy. Di dunia
industri, terapi kelompok sangat sering digunakan sebagai metode mengatasi
masalah-masalah yang dialami para pegawai seperti kecanduan alkohol, obat-obat
terlarang, rokok, kemalasan bekerja, konflik antar pegawai.
2.
Unsur-unsur
Terapi
o
Munculnya gangguan
Muncul dua aliran yang berbeda yang
mencakup gambaran tentang proses terapi kelompok. Satu aliran memusatkan pada
peraturan para anggota dan pemimpin, sementara aliran lainnya memeriksa dengan
menggunakan kerangka kerja teoritis untuk memimpin kelompok.
o
Tujuan Terapi
a) Menjadi
lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain.
b) Belajar
mempercayai diri sendiri dan orang lain
c) Berkembang
untuk lebih menerima diri sendiri
d) Belajar
berkomunikasi dengan orang lain
e) Belajar
untuk lebih akrab dengan orang lain
f) Belajar
untuk bergaul dengan sesama atau lawan jenis
g) Belajar
untuk memberi dan menerima
h) Menjadi
peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain
i)
Meningkatkan kesadaran diri, sehingga
akan merasa lebih bebas dan tegas dalam memilih.
o
Peran Terapis
Yang terpenting dalam
konseling/terapi kelompok adalah konselor/terapis harus mempunyai dasar teori
dan terlatih untuk memimpin kelompok, karena dikuatirkan membuat lebih buruk
keadaan.
3.
Teknik-teknik
Terapi
a) Teknik
yang melibatkan para anggota
b) Teknik
yang melibatkan pemimpin
c) Menggunakan
babak-babak terapeutik
d) Teknik
sesekali membantu lebih dari satu anggota
e) Teknik
untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung
f) Teknik
yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi
A. Terapi Keluarga
1.
Konsep
dasar pandangan terapi keluarga tentang kepribadian
Dengan penekanan pada konstelasi
keluarga, holisme, dan kebebasan terapis untuk berimprovisasi, Pendekatan Adler
memberikan kontribusi dasar pada perspektif terapi keluarga. Adlerians bekerja
dengan fokus keluarga pada suasana kekeluargaan, konstelasi keluarga, dan
tujuan interaktif dari setiap anggota (Bitter, Roberts, & Sonstegard,
2002). Suasana keluarga adalah iklim yang mencirikan hubungan antara orang tua
dan sikap mereka terhadap kehidupan , peran gender, pengambilan keputusan,
persaingan, kerjasama, menghadapi konflik, tanggungjawab, dan sebagainya. Suasana,
termasuk menyediakan model peran orang tua, mempengaruhi anak-anak saat mereka
tumbuh dewasa. Proses terapi berusaha untuk meningkatkan kesadaran tentang
interaksi individu-individu dalam sistem keluarga. Mereka yang mempraktekkan
terapi keluarga Adlerian berusaha untuk memahami tujuan, keyakinan, dan,
perilaku, setiap anggota keluarga dan keluarga sebagai entitas dalam dirinya
sendiri.
2.
Unsur-unsur
Terapi
o
Munculnya gangguan
Peran serta keluarga dlm perawatan
klien gangguan jiwa. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga
dipandang sebagai satu sistem sehingga gangguan yang terjadi pada salah satu
anggota dapat mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga dapat sebagai
penyebab gangguan.
o
Tujuan Terapi
a) Menurunkan
konflik kecemasan keluarga
b) Meningkatkan
kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga
c) Meningkatkan
kemampuan penanganan terhadap krisis
d) Mengembangkan
hubungan peran yang sesuai
e) Membantu
keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga
f) Meningkatkan
kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga
o
Peran Terapis
a) Merawat
klien secara utuh : observasi stress emosi klien & keluarga
b) Mengkaji
fungsional & disfungsional keluarga
3.
Teknik-teknik
Terapi
a) Model
teoritik digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis,
dan mengubah hubungan keluarga.
b) Terapi
memahami keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai tanggung-jawab dalam
melakukan intervensi terapeutik
c) Gaya,
kepribadian, dan nilai yang dimiliki seorang terapis.
d) Lapangan
atau cakupan terapi keluarga
B. Terapi Bermain
1.
Konsep
dasar pandangan terapi bermain tentang kepribadian
Terapi permainan merupakan terapi
kejiwaan namun dalam pelaksanaannya faktor ekspresi-gerak menjadi titik tumpuan
bagi analisa terapeutic dengan medianya adalah bentuk-bentuk permainan yang
dapat menimbulkan kesenangan, kenikmatan dan tidak ada unsur paksaan serta
menimbulkan motivasi dalam diri sendiri yang bersifat spontanitas, sukarela dan
mempunyai pola atau aturan yang tidak mengikat.
2. Unsur-unsur
Terapi
o
Munculnya gangguan
Permainan merupakan suatu kesibukan
yang ada dalam kehidupan sehari-hari dari diri anak berkebutuhan khusus
dan berguna bagi dirinya dalam kehidupannya yang mandiri kelak.
o
Tujuan Terapi
a) Fisik
meliputi perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan ketahanan otot-otot dan
organ tubuh, pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang baik.
b) Intelektual
meliputi kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu permainan
sehingga dapat dikatakan menang atau kalah dan lain lain.
c) Emosi
: penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin dan lain lain.
d) Sosialisasi
: bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat dalam
kelompok.
o
Peran Terapis, dalam
pendidikan ;
a) Sarana
pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan menghmbat proses belajarnya.
b) Sarana
penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih sebagai sarana belajar melalui
bentuk-bentuk permainan yang ber7an mengembalikan fungsi
fisik,psiko-terapi,modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi sosial, melatih
bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dan
lain lain.
c) Sarana
penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu dilatih bekelompok
dalam permainan.
d) Sarana
untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk menjernihkan penglihatan
(visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak dan lain lain.
e) Sarana
mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan bebas dan aktif
melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira dan menyenangkan.
f) Sarana
untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak, berdagang,
rumah-rumahan dan lain-lain.
1. Teknik-teknik Terapi
1. Teknik-teknik Terapi
Penggunaan
terapi bermain sebagai teknik psikoterapi.
a) Nilai
Terapiutik dari Permainan
b) Kepada
Siapa Terapi Bermain Diberikan
c) Prosedur
dalam Terapi Bermain.
d) Hal
Penting Sesudah Terapi Bermain.
Sumber :
Sumber : http://bagastripujiantoro-blogspot.blogspot.com/2014/06/tugas-portofolio-4.html
Review Materi Psikoterapi
Review Materi Psikoterapi
Sebutkan tokoh dari terapi di bawah ini
dan jelaskan teknik-teknik terapinya!
1. Terapi Psikoanalisa (Sigmund Freud)
Tekniknya
:
a. Asosiasi bebas : Suatu metode
pemanggilan kembali pengalaman masa lalu & pelepasan emosi yang berkaitan
dengan situasi traumatik di masa lalu
b. Penafsiran : Suatu prosedur dalam
menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi
c. Analisis Mimpi : Suatu prosedur yang
penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada
klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan
d. Analisis dan Penafsiran Resistensi :
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik
resistensi sehingga dia bias menanganinya
e. Analisis & Penafsiran Transferensi :
Teknik utama dalam Psikoanalisis karena mendorong klien untuk menghidupkan
kembali masa lalu nya dalam terapi
2. Terapi Humanistik Ekstensial (Abraham
Maslow)
Tekniknya
:
a.
Penerimaan
b.
Rasa hormat
c.
Memahami
d.
Menentramkan
e.
Memberi dorongan
f.
Pertanyaan terbatas
g.
Memantulkan pernyataan dan perasaan
klien
h.
Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut
mersakan apa yang dirasakan klien
i.
Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang
bermakna.
3. Person Centered Therapy (Carl Rogers)
Tekniknya
:
a.
Acceptance (penerimaan)
b.
Respect (rasa hormat)
c.
Understanding (mengerti, memahami)
d.
Reassurance (Menentramkan hati,
meyakinkan)
e.
Encouragement (dorongan).
f.
Limited Questioning (pertanyaan
terbatas)Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan).
4. Logo Therapy (Victor Frankl)
Tekniknya
:
Victor
Frankl dikenal sebagai terapis yang memiliki pendekatan klinis yang detail.
Diantara teknik-teknik tersebut adalah yang dikenal dengan intensi paradoksal,
yang mampu menyelesaikan lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti
sipatori dan hiper-intensi. Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap
sesuatu yang ditakuti. Seorang pemuda yang selalu gugup ketika bergaul dengan
banyak disuruh Frankl untuk menginginkan kegugupan itu. Contoh lain adalah
masalah tidur. Menurut Frankl, kalau anda menderita insomnia, anda seharusnya
tidak mencoba berbaring ditempat tidur, memejamkan mata, mengosongkan pikiran
dan sebagainya. Anda justru harus berusaha terjaga selama mungkin. Setelah itu
baru anda akan merasakan adanya kekuatan yang mendorong anda untuk melangkah ke
kasur. Teknik terapi Frankl yang kedua adalah de-refleksi. Frankl percaya
bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terlalu
terfokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan
mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan
sendirinya.
5. Analisis Transaksional (Eric Berne)
Tekniknya
:
Analisis
struktural, para klien akan belajar bagaimana mengenali ketiga perwakilan
ego-nya, ini dapat membantu klien untuk mengubah pola-pola yang dirasakan dapat
menghambat dan membantu klien untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap
sebagai landasan tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan. Metode-metode
didaktik, AT menekankan pada domain kognitif, prosedur belajar mengajar menjadi
prosedur dasar dalam terapi ini. Analisis transaksional, adalah penjabaran dari
yang dilakukan orang-orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi
diantara orang-orang melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka,
dimana saat pesan disampaikan diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi
yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung.
6. Rational Emotive Therapy (Albert Ellis)
Tekniknya
:
a)
TEKNIK KOGNITIF : Dispute Kognitif
(cognitif diputation), Analisis Rasional (rational analysis), Dispute standar
ganda (double-standart dispute), Skala katastropi (catastrophe scale), Devil’s
advocate atau rational role riversal, Membuat frame ulang (refeaming).
b)
TEKNIK IMAGERI : Dispute imajinasi
( imaginal disputation), Kartu kontrol emosional ( the emotional control card –
ECC, Proyeksi Waktu (time projection), Teknik melebih-lebihkan (the blow-up
technique).
c)
TEKNIK BEHAVIORAL : Dispute
tingkah laku (behavioral disputation), Bermain peran (role playing), Peran
rsional tebalik (ratinal role reversal), Pengalaman langsung (exposure),
Menyerang rasa malu (shame attacking), Pekerjaan rumah (homework assignment).
7. Terapi Perilaku
Tokoh
dari Classical Conditioning adalah Pavlov. Tokoh dari Operan Conditioning
adalah E.L. Thorndike. Tokoh dari Modelling adalah Walter dan Bandura.
Tekniknya
:
a)
Teknik Desensitisasi Sistematik : Teknik
ini digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan
menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah
laku yang hendak dihapuskan itu. Desensitisasi diarahkan kepada mengajar klien
untuk menampilkan suatu respon yang tidak konsisten dengan kecemasan. Desensitisasi
juga melibatkan teknik-teknik relaksasi. Klien dilatih santai dan
mengasosiasikan keadaan santai dengan pengalaman-pengalaman pembangkit
kecemasan yang dibayangkan atau dievaluasi (Nafsiah Ibrahim, 1995:118).
b)
Teknik Implosif dan Pembanjiran: Teknik ini
berlandasakan kepada paradigma penghapusan eksperimental. Teknik ini terdiri
atas pemunculan stimulus dalam kondisi berulang-ulang tanpa memberikan
penguatan. Terapis memunculkan stimulus-stimulus penghasil kecemasan yang
berulang-ulang dalam satu rangkaian setting terapi dimana
konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan dan menakutkan tidak muncul, stimulus
yang mengancam, kehilangan daya menghasilkan kecemasannya dan neurotik pun
terhapus.
c)
Teknik Latihan Asertif: Teknik ini
diterapkan pada individu yang mengalami kesulitan menerima kenyataan bahwa
menegaskan diri adalah tindakan yang layak benar. Latihan atau teknik ini
membantu orang yang : Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan
tersinggung, Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak dan bentuk lainnya.
d)
Teknik Aversi (Hukuman): Dalam seting
formal teknik ini biasanya digunakan untuk pemakai narkoba, peminum alkohol,
perokok keras. Anak tidak dilarang merokok dan meminum minuman yang sudah
diberi ramuan yang membuat mual dan membuatnya muntah. Karena menimbulkan rasa
tidak enak, lama-lama keinginan untuk merokok dan meminum alkohol akan
berkurang dan hilang.
e)
Teknik Pengkondisian Peran : Menurut
Skinner (Nafsiah Ibrahim, 1996:121), jika suatu tingkah laku diganjar
kemungkinan muncul kembali tingkah laku tersebut akan tinggi. Prinsip perkuatan
yang menerangkan pembentukan, pemeliharaan atau penghapusan pola-pola tingkah
laku, merupakan inti dari pengkondisian peran.
8. Terapi Kelompok
1900, Joseph
Pratt (internis-Boston) melakukan kunjungan rumah dan mengadakan pertemuan
antar penderita TBC.
1910, Jacob
Moreno (Psikiater Austria) menggunakan teknik teater (seperti role
playing) untuk membantu mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien, dengan
membawa problemnya pada setting kelompok.
1925,
Moreno pindah ke USA dan mengenalkan teknik “psikodrama”.
1931,
Moreno mengenalkan istilah “Terapi Kelompok”.
1930,
Institut Tavistock di London dengan dasar teori psikoanalisisnya melayani klein
mengembangkan proses kelompok dalam membantu memecahkan problematika.
1930, Samuel
Slavson, seorang engineer, melakukan terapi aktivitas kelompok dan
mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls dan pola
perilaku.
1943,
Slavson, mengorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok America.
1964,
Slavson menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan
psikoanalisis, untuk membantu anak2 dan remaja yang mengalami gangguan.
Tekniknya:
a)
Teknik yang melibatkan para anggota.
b)
Teknik yang melibatkan pemimpin.
c)
Menggunakan babak-babak terapeutik.
d)
Teknik sesekali membantu lebih dari satu
anggota.
e) Teknik untuk bekerja dengan individu
secara tidak langsung.
f)
Teknik yang menyebabkan para anggota
berbagi pada tingkat lebih pribadi
9. Terapi Keluarga
ALFRED ADLER,
merupakan seorang psikolog pertama dari era modern yang menggunakan terapi
keluarga melalui pendekatan sistemis.
MURRAY BOWEN, seorang
pendiri asli dari aliran Family Systems Therapy.
VIRGINIA SATIR,
merupakan pengembang terapi keluarga conjoint.
CARL WHITAKER,
pencipta terapi keluarga pengalaman-simbolis
ALVADOR MINUCHIN,
mulai mengembangkan terapi keluarga struktural
JAY HALEY,
seorang penulis prolific, mempunyai dampak signifikan terhadap
pengembangan Family Systems Therapy.
CLOE MADANES,
bersama Jay Haley, membentuk Institusi keluarga di Washington DC pada tahun
1970an.
Tekniknya
:
a)
Model teoritik digunakan oleh terapis
untuk mengevaluasi, diagnosis dan mengubah hubungan keluarga.
b)
Terapi memahami keluarga secara
terpisah dan hak tersebut sebagai tanggung jawab dalam melakukan intervensi
terapeutik.
c)
Gaya, kepribadian, dan nilai yang
dimiliki seorang terapis.
d) Lapangan atau cakupan terapi keluarga.
10. Terapi Bermain
Sigmund Freud bahwa
suatu pendekatan pendidikan dan merupakan teknik-teknik penyembuhan dengan cara
bermain dan dapat dilihat melalui analisa kejiwaan.
Caplan tahun
1974 : terapi permainan bisa dilakukan dengan cara menggunakan alat yang tidak
berbahaya, misal : Buku cerita yang dapat digunakan untuk menumbuhkan pola
komunikasi antara siswa dengan gurunya.
Tekniknya
:
a)
Nilai Terapeutik dari permainan.
b) Kepada siapa terapi bermain diberikan
c)
Prosedur dalam terapi bermain.
d)
Hal penting sesudah terapi bermain.
Langganan:
Postingan (Atom)